PART 8
(Remake) Perjanjian Hati
Cast: Lee Donghae, Kim So Eun, Kim Myungso, (Park) Lee Jiyeon etc
Story by Santhy Agatha
@Nurahmah_29
Genre: Romance
Warning: Typos, bahasa aneh, dll, kalau ada typo bilang aja ya!!!
♥♥♥
“Ketika kau mencintaiku, aku akan selalu ada di hatimu. Pun ketika kau membenciku, aku akan selalu ada di pikiranmu. Pada akhirnya,aku akan selalu ada”
♥♥♥♥♥♥♥♥♥
So Eun menatap kepergian Jessica dengan langkah anggun dan dramatis itu, lalu menghela napas panjang. Di sisi lain Donghae malahan mengamati So Eun, lalu terkekeh geli, membuat So Eun melemparkan pandangan membunuh kepada lelaki itu.
“Kenapa kau tertawa?”
Donghae bahkan makin tergelak, “Kau. Kau membuatku tertawa. Caramu menjawab pertanyaan Jessica tadi membuatku sedikit bangga. Ternyata isteriku rela mempertahankanku dari rayuan perempuan lain.”
“Jangan salah paham. Aku cuma tidak suka sikapnya yang merayumu terang-terangan, padahal ada aku di sebelahmu.” So Eun melirik ke arah Jiyeon dan Myungso yang juga tersenyum-senyum mendengar percakapan mereka.
Sialan Donghae! Pasti sekarang Jiyeon dan Myungso mengira dia cemberut dan marah-marah karena cemburu.
Donghae mengikuti arah mata So Eun, menyadari bahwa Jiyeon dan Myungso mendengarkan percakapan mereka. Dia lalu mengedipkan mata ke arah So Eun, mengirimkan isyarat bahwa percakapan ini belum selesai, kemudian melangkah menuju mobil.
♥♥♥
Pantai itu indah sekali, terletak di bagian selatan pulau, dengan resort yang dihiasi oleh cottage-cottage yang indah dan artistik dengan hamparan pasir putihnya yang begitu indah.
Langit tampak cerah, biru dihiasi awan putih berbagai bentuk, seakan-akan menyambut mereka dengan keindahan pemandangannya.
So Eun berdiri tanpa alas kaki, menginjak pasir putih itu dan memejamkan mata, merasakan hembusan angin laut yang hangat yang menerpa pipinya. Rasanya hangat dan mendamaikan, apalagi dengan alunan deburan ombak yang begitu menenangkan.
“Senang?” suara Donghae yang dekat di sampingnya membuat So Eun hampir terlonjak kaget. Dia menoleh dan melihat Donghae berdiri di sampingnya. Lelaki itu berpenampilan santai, dengan t-shirt putih dan celana pendek warna khaki dan kaki telanjang, sangat berbeda dari penampilan sehari-harinya yang resmi.
So Eun berpikir untuk membantah perkataan Donghae, tetapi dia akan tampak tidak tahu terima kasih kalau melakukannya, setidaknya biarpun menjengkelkan, Donghae sudah mengajaknya bersama Myungso dan Jiyeon untuk menghabiskan akhir pekan menyenangkan dan merayakan ulang tahunnya.
“Senang.” So Eun mencoba tersenyum, mengajak berdamai, “Terima kasih sudah mengajak kemari.”
Donghae membalas senyuman So Eun dengan senyuman tipis, lalu menatap ke arah laut, hembusan angin laut membuat rambutnya berantakan tertiup angin dan menerpa dahinya, mengubah penampilan kerasnya menjadi lebih santai.
“Dulu kami sering berlibur kesini, sekeluarga. Aku, eomma, appa dan Jiyeon, waktu umur kami masih kecil.” pandangan Donghae menerawang, mengenang, “Kemudian tahun berganti dan appa menjadi semakin sibuk, eoma semakin lemah… Kadangkala disaat aku lelah, aku melarikan diri kesini.”
So Eun mengernyit. Pasti Donghae membawa kekasih- kekasihnya kemari untuk menghabiskan malamnya, pikirnya dengan sinis.
Tanpa diduga Donghae menatapnya dan bisa membaca apa yang ada di dalam benaknya, lelaki itu terkekeh.
“Hentikan semua pikiran buruk yang ada di dalam kepalamu itu,” gumamnya dalam tawa, “Sendirian. Aku selalu kemari sendirian. Resort pribadi ini, cottage ini, sisi pantai yang ini, semuanya khusus hanya untuk keluarga.”
So Eun mengernyit lagi, “Dan apakah kau pikir aku keluargamu?”
Tatapan Donghae setelahnya begitu dalam dan misterius, tidak terbaca, “Kau isteriku.”
♥♥♥
“Malam ini kita akan makan di restoran pinggir pantai.” Jiyeon duduk di ranjang So Eun dan tampak bersemangat, “Donghae oppa memesan kue tart dari dapur resort khusus untukmu.” Jiyeon mengedipkan matanya menggoda, “Dia tidak pernah seperhatian itu kepada siapapun.”
Pipi So Eun memerah, entah kenapa. Padahal dia tahu pasti, Donghae melakukannya karena ada Jiyeon dan Myungso di sini. Semua ini hanya sandiwara… Tetapi kalau memang hanya sandiwara, kenapa jantungnya berdegup tak karuan saat ini?
Mereka menginap di resort mewah di pinggir pantai, dengan cottage indah dengan tiga kamar, ruang keluarga, dan dapur yang penuh dengan peralatan modern, dimana salah satu fasilitasnya menghadap ke arah pantai pribadi yang bisa di datangi langsung dari pintu belakang cottage mereka. So Eun tentu saja harus sekamar dengan Donghae, sedangkan Jiyeon dan Myungso menempati kamar sendiri-sendiri.
Malam ini mereka akan makan malam di restoran tepi pantai yang terkenal dengan masakan kepitingnya. Jiyeon sedang menunggui So Eun berganti pakaian sambil bercerita tentang berbagai hal, dan So Eun mendengarkannya sambil tersenyum. Tersenyum dan bersyukur, karena Jiyeon sepertinya telah berhasil melalui kesedihannya dengan ketegaran jiwanya.
“Aku sudah siap, ayo kita keluar, para lelaki pasti telah mengunggu kita dengan jengkel,” gumam So Eun sambil mengajak Jiyeon melangkah keluar kamar.
Donghae duduk di sana sedang bercakap-cakap dengan Myungso, ketika So Eun dan Jiyeon keluar, dia mengangkat alisnya dan tersenyum.
“Sudah siap?”
So Eun mengangguk dan Donghae langsung berdiri, menghelanya ke pintu. Mereka berjalan menyusuri pinggiran pantai, diikuti DJiyeon dan Myungso di belakangnya.
Restoran pinggir pantai itu benar-benar berada di pinggir pantai, tempat makannya ada di paviliun-paviliun kecil dari kayu dan beratapkan rumbia, dengan lilin-lilin yang ditata secara eksotis di sekelilingnya. Makanannya luar biasa nikmatnya, berbagai macam hidangan laut dan minuman kelapa yang menyegarkan. Mereka tertawa, mereka bercakap-cakap dalam suasana yang begitu santai, hingga So Eun hampir melupakan suasana permusuhan yang dibangunnya bersama Donghae.
Donghae banyak tertawa malam ini, lelaki itu mengedipkan mata ketika seluruh hidangan dan piring kotor, serta meja mereka dibersihkan.
“Saatnya untuk yang paling istimewa.”
Sedetik setelah Donghae berkata-kata, seolah sudah diprogram sebelumnya, seorang pelayan datang membawakan kue ulang tahun berwarna putih dengan lilin-lilin cantik di atasnya, Pelayan itu meletakkan kue itu di meja, di depan So Eun, dan So Eun ternganga menatap kue yang berlumuran cokelat mengkilat, tampak sangat menggiurkan. Dia melemparkan pandangan kepada Donghae yang tersenyum manis sambil mengedipkan mata kepadanya, tahu bahwa lelaki itu menyadari kesukaannya kepada cokelat. Ternyata Donghae memperhatikannya…
“Saatnya mengucapkan pengharapanmu,” gumam Jiyeon sambil bertepuk tangan bersemangat, mengalihkan So Eun dari tatapannya kepada Donghae.
So Eun memejamkan matanya, lalu mengucapkan doa singkat, bahwa dia ingin semua orang yang dicintainya berbahagia.
“Tiup lilinnya,” gumam Myungso pelan.
So Eun meniup lilin itu dan semua bertepuk tangan gembira. Suasana begitu membahagiakan, membuat So Eun menoleh ke arah Donghae dan tersenyum tulus.
“Terima kasih Donghae.”
Tanpa diduga, lelaki itu mendekatkan tubuhnya, lalu mengecup dahi So Eun lembut.
“Sama-sama, sayang.”
Jiyeon dan Myungso tersenyum melihat keromantisan tulus yang ditampilkan So Eun. Tetapi So Eun duduk disana dengan jantung berdegup kencang, mencoba meyakinkan hatinya bahwa semua ini hanyalah sandiwara sempurna yang diperankan olehnya dan Donghae.
♥♥♥
Malam itu ketika So Eun membaringkan tubuhnya di ranjang, dia merasa gugup. Rasanya aneh, padahal selama ini dia biasa saja jika tidur di ranjang ini, menantikan Donghae menyusulnya ketika hampir tengah malam setelah membereskan pekerjaannya, dan tidur di sebelahnya.
Malam ini terasa berbeda, entah kenapa. Mungkin karena suasana kamar yang temaram dan romantis dengan nuansa kuning kecoklatan dan debur ombak di kejauhan. Mungkin pula karena nuansa yang dibangun dari pagi tadi sampai sekarang, semua terasa berbeda. dan jantung So Eun berdesir pelan ketika pintu kamar mandi terbuka, dan Donghae keluar, dengan rambut basah sehabis mandi.
“Sudah mau tidur?” lelaki itu berdiri di tengah ruangan, menatap So Eun dengan pandangan yang terasa misterius karena tertutup bayang-bayang kamar yang remang-remang.
So Eun menatap Donghae dan tersenyum gugup, “Iya, aku lelah seharian ini.”Donghae melangkah dan duduk di atas ranjang, mematikan lampu tidur hingga membuat suasana kamar gelap, hanya cahaya bulan yang menyusup dari balik jendela kaca yang tertutup gorden putih yang menyinari kamar, lalu Donghae naik dan berbaring di sebelah So Eun.
“Besok pagi kita melihat matahari terbit, kau pasti terpesona, indah sekali. Lalu kita bisa berenang di laut.”
“Kedengarannya menyenangkan.” suara So Eun tercekat, kenapa pula mereka melakukan pembicaraan basa-basi begini? Lalu hening, So Eun pura-pura tertidur, membalikkan tubuhnya membelakangi Donghae. Lama dia dalam posisi itu dan dia tidak bisa tidur, tubuhnya terasa pegal, dan pelan dia mengubah posisi tubuhnya, supaya tidak membangunkan Donghae yang diyakininya sudah tidur karena dia tidak mendengar suara apapun dari laki-laki itu.
“Tidak bisa tidur?” suara Donghae mendadak terdengar, menembus keheningan dan membuat So Eun terlonjak karena kaget. Dia membalikkan badannya dan mendapati Donghae berbaring terlentang berbantalkan lengannya.
“Kupikir kau sudah tidur,” bisik So Eun lirih. Donghae menatap So Eun, lalu tersenyum, “Tidak, aku juga tidak bisa tidur,” suaranya berubah parau.
“Kenapa?”
“Kau tahu kenapa.” nafas Donghae terdengar berat, “Aku tidak bisa tidur setiap malam sejak aku menikah denganmu.”
“Karena kau tidur seranjang denganku?” Suara So Eun berubah cemas, apakah dia mendengkur dengan keras sehingga mengganggu istirahat Donghae, ataukah gaya tidurnya berantakan, seperti kemarin, menempel-nempel Donghae atau mungkin menendangnya dalam tidurnya?
“Ya. Karena aku tidur seranjang denganmu.” Donghae terkekeh, “Tidur seranjang denganmu dan tidak bisa menyentuhmu.” gumam Donghae itu, biarpun pelan membuat So Eun langsung beringsut ke ujung ranjang dengan waspada.
“Apa maksudmu?”
“Apakah aku harus menjelaskan maksudku dengan gamblang seperti menjelaskan kepada anak kecil?” lelaki itu memiringkan kepala, menatap sinis ke arah So Eun yang menjauh ke ujung ranjang, “Kau pasti tahu pasti apa yang dirasakan lelaki dewasa ketika harus melewatkan malam demi malam dengan perempuan di ranjangnya, tanpa bisa berbuat apa-apa.”
“Memangnya kau mau berbuat apa?” kali ini suara So Eun benar-benar cemas.
Donghae terkekeh lagi, terdengar meremehkan. “Tenang So Eun, tak perlu melonjak dan lari dari ranjang ini, sesuai janjiku kepadamu, aku tidak akan menyentuhmu.” suara
sensualnya kembali memenuhi ruangan, “Kecuali kalau kau nmau kusentuh.”
“Aku tidak mau disentuh olehmu,” jerit So Eun spontan. Sedetik kemudian So Eun menyadari bahwa dia salah bicara, karena gerakan tubuh Donghae tampak tegang, lelaki itu tersinggung.
“Kenapa kau tidak mau kusentuh?” Donghae bergerak mendekat, dan sebelum Donghae bisa menyingkir dari ranjang, lengan Donghae dengan kuat merengkuhnya, merapatkan tubuhnya kepadanya. “Apakah aku menjijikkan untukmu?” nafas Donghae terasa hangat di pipinya, membuatnya bergetar.
So Eun mencoba meronta, tetapi kedua lengan Donghae menahan punggungnya dan menjepit lengannya di kedua sisi, “Lepaskan aku.” seru So Eun panik.
“Kenapa kau tidak mau kusentuh?” kali ini suara Donghae berbisik di telinganya, membuat So Eun merasakan gelenyar geli merayapi tubuhnya, “Aku suamimu.”
Kemudian bibir itu melumat bibir So Eun, dengan panas dan penuh penguasaan, seolah berusaha menaklukkan dan mendominasi So Eun. Bibir kuatnya melumat kelembutan bibir So Eun tanpa ampun, membuat So Eun terengah, kemudian lidahnya mencicipi, mencecap kehangatan permukaan bibir So Eun yang lembut, ketika lidah itu ingin menjelajah masuk, So Eun mengatupkan bibirnya erat-erat, sekuat tenaga.
“Ayo sayang, biarkan aku masuk.” suara Donghae berat dan parau, penuh hasrat, bibirnya menggoda tanpa ampun, menggelitik sudut bibir So Eun, hingga ketika So Eun membuka mulutnya untuk memekik, dengan lihai Donghae menelusupkan lidahnya, menjelajah masuk, berpesta pora di sana menikmati seluruh rasa So Eun, dengan teknik ciumannya yang begitu ahli dan tanpa ampun.
Hingga ketika lelaki itu selesai melumatnya, So Eun terbaring megap-megap dalam pelukannya.
Donghae menatap So Eun dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, membara, marah, sekaligus penuh kasih sayang.
“Nanti, ketika kau menyerahkan diri kepadaku, akan kubuat itu menjadi malam yang tidak terlupakan olehmu.” Lalu dalam sekejap dia melepaskan pelukannya dan meninggalkan ranjang, tergesa keluar, meninggalkan pintu berdebam di belakangnya, dan So Eun yang masih terbaring di sana dengan perasaan campur aduk.
♥♥♥
Donghae tidak kembali ke kamar malam itu, lelaki itu entah tidur di mana semalam, yang pasti, ketika So Eun keluar untuk sarapan, Donghae sudah duduk di sana, bercakap-cakap dengan Jiyeon dan Myungso.
Lelaki itu hanya menatap So Eun datar, lalu berdiri dan menarikkan kursi disebelahnya dengan sopan. Tidak ada indikasi sama sekali bahwa lelaki itu mengingat insiden ciuman paksanya di atas ranjang semalam. So Eun mencoba menahan rasa panas yang menjalari pipinya ketika melihat Donghae, mungkin bagi Donghae itu hal biasa, tetapi bagi So Eun hal itu sangat intim, sangat baru dan membuatnya teringat terus setiap detiknya. Tetapi, karena Donghae bersikap seolah semalam tidak terjadi apa-apa, So Eun berusaha bersikap sama. Tidak akan dibiarkannya Donghae tahu Bahwa ciumannya begitu mempengaruhi So Eun.
“Kata Donghae oppa, So Eun eonni bangun terlambat karena kelelahan.” Jiyeon tersenyum, “Sayang sekali, padahal tadinya kita ingin mengajak So Eun eonni melihat matahari terbit.”
So Eun menatap Jiyeon dengan pandangan menyesal, “Maafkan aku Jiyeon, aku langsung tertidur lelap semalam, dan bangun-bangun sudah siang, mungkin aku memang benar-benar kecapekan.”
“Tidak apa-apa noona, kita masih bisa berenang di laut sekarang, Noona bisa mencoba kembali berenang sambil ditemani Donghae hyung, kata Jiyeon Donghae hyung sangat jago berenang melawan ombak.”
So Eun menoleh kepada Donghae yang tersenyum menggoda, “Kau tidak bisa berenang, So Eun?”
“So Eun noona takut air,” jawab Myungso sambil mengangkat bahu, “Dulu waktu SD kami pernah berenang di kolam renang umum. Ketika mencoba menyelam, kaki So Eun noona kram, tetapi karena dia di dasar, tidak ada yang tahu kalau So Eun noona mulai tenggelam, dia sudah tenggelam beberapa lama dan mengalami serangan panik sampai kemudian salah satu orang tua menyadari dan menyelamatkannya. Sejak itu So Eun noona tidak mau berenang lagi.”
Donghae menatap So Eun penuh perhatian, “Jadi kau akan melewatkan kegiatan menyenangkan kita untuk berenang di laut pagi ini?”
So Eun menghela napas, “Aku sangat menyesal, tetapi mungkin aku memang harus melewatkannya.”
“Tidak.” Donghae berseru keras kepala, “Kau akan berenang, dan kau tidak akan tenggelam, aku akan menjagamu.”
“Aku tidak mau.” So Eun mengernyit, meminta pertolongan pada Jiyeon dan Myungso, tetapi keduanya hanya mengangkat bahu, tidak ada yang bisa membantah Donghae kalau lelaki itu memutuskan sesuatu.
“Kau harus mau, titik.” Donghae beranjak berdiri, “Sekarang ganti baju renangmu aku menunggu di depan.” ketika Donghae melangkah pergi, So Eun menatap punggungnya sambil mengucapkan berbagai macam cacian yang bisa diingatnya. Dasar lelaki arogan yang keras kepala!
♥♥♥
“Ayo.”
Donghae menggenggam lengannya setengah memaksa, “Aku akan menjagamu.”
Donghae sudah berhasil memaksa So Eun ke tengah laut, masih ditepian tetapi sudah lumayan dalam, dengan ombak bermain di pinggang mereka, membuat kaki So Eun kadang- kadang terasa melayang-layang.
So Eun mengikuti Donghae setengah terpaksa, “Kau memang suka memaksakan kehendakmu ya, kuharap kau puas.”
Donghae tertawa, tidak menutupi rasa puasnya, “Ya aku puas. Lagipula sekarang kau sadar bukan, ketakutanmu hanya ilusi. Kau bisa berenang dan air tidak akan mengalahkanmu.”
“Tidak kalau kau kram dalam kedalaman air lima meter dan tidak ada orang yang menyadari bahwa kau tenggelam.” So Eun meringis ketika kenangan yang membuatnya sesak napas itu tergambar kembali di otaknya, membuatnya gemetar.
Donghae menyadari itu, dia menggenggam lengan So Eun lembut, “Aku menjagamu. Jangan takut.”
Entah kenapa kata-kata Donghae itu terdengar tulus, membuat So Eun hampir saja memaafkan kelakuan Donghae di insiden semalam ketika lelaki itu menciumnya dengan paksa.
“Donghae oppa!”
Suara itu familiar sekaligus membawa kenangan buruk bagi So Eun. Dia langsung menoleh dengan waspada, dan mendapati mimpi buruknya benar-benar terjadi, kenapa pula Jessica ada di pantai pribadi ini?
Myungso dan Jiyeon tadi memutuskan keluar untuk berjalan-jalan dan membeli es krim, dan sekarang So Eun harus sendirian menghadapi perempuan yang merayu Donghae tanpa malu-malu dan tidak mempedulikan kehadirannya.
“Boleh aku ikut bergabung bersama kalian?” Jessica melepas handuk yang melilit pinggangnya dan melemparnya ke pasir, lalu mulai masuk ke air laut yang hangat, perempuan itu tersenyum manis sambil menatap So Eun, senyuman palsu yang penuh ejekan, “Oh, hai So Eun, kau ada di sini juga? kemarin aku memutuskan menyusul kalian ke sini, untung aku masih mendapat cottage di sebelah cottage kalian, jadi Donghae bisa dekat kalau memutuskan mampir malam-malam.” Diliriknya Donghae dengan tatapan menggoda, “Iya kan sayang?”
Donghae tidak menjawab, hanya terkekeh geli, lalu mengarahkan So Eun untuk mencoba berenang ke tepian yang lebih dalam, “Ayo So Eun, berenanglah, aku akan berjaga di sebelahmu.”
Darah So Eun naik ke kepala. Donghae tampak tidak kaget melihat Jessica menyusul kesini. Jangan-jangan semua yang dikatakannya bohong, jangan-jangan Donghae sering mengajak Jessica ke sini untuk bermalam, melihat Jessica begitu luwes dan tampak terbiasa memasuki bagian pantai pribadi di cottage yang selalu di sewa Donghae kalau mereka kemari. Dan semalam, Donghae tidak pulang ke kamarnya, apakah jangan-jangan lelaki itu menginap di tempat Jessica?
Suara So Eun bergetar ketika dia menghentakkan tangan Donghae dengan kasar, “Jangan dekat-dekat! Aku bisa sendiri!” serunya kasar.
Donghae berdiri di sana, menatap So Eun yang memalingkan muka tak mau menatapnya, “Kenapa So Eun? Kau tampak marah, apakah karena Jessica menyusul kemari? Jangan pedulikan dia, dia memang suka mengikutiku kemanapun mengingat dia sangat terobsesi padaku,” gumam Donghae pelan, mengedikkan bahunya ke arah Jessica yang sudah mulai berenang ke tengah dengan elegan, melambaikan tangannya dan mengajak Donghae bergabung bersamanya.
“Aku tidak peduli kalau kau mau menghabiskan waktu dengan simpananmu. Tetapi sungguh suatu penghinaan kalau kau mengajaknya ke sini, saat kau sedang bersamaku!”
“Aku tidak pernah mengajaknya ke sini, dia sendiri yang bilang tadi menyusul kita kemari, dia menginap di cottage sebelah, lalu kau pikir aku harus berbuat apa? mengusirnya?”
Kau bisa mengusirnya dari pantai ini! So Eun menjerit dalam hati, ingin rasanya dia memukuli dada Donghae dengan marah. Tetapi itu tidak dilakukannya, dia menahan dirinya sekuat tenaga, menghembuskan napasnya panjang-panjang. Rasa sakit itu mulai menyeruak ke dadanya, rasa sakit yang sama, rasa sakit yang menakutkan.
“Aku sangat membencimu. Pernikahan ini seperti neraka untukku!” So Eun menggeram marah, meninggalkan Donghae yang tertegun mendengar perkataannya, lalu dengan nekat masuk ke air menyelam ke dalam lautan, dan berenang ke tengah, menjauhi Donghae.
Semula biasa saja, So Eun merasakan berenang di laut ternyata sangat menyenangkan, berbeda ketika berenang di kolam renang. Disini dia harus bisa menyesuaikan diri dengan hempasan ombak yang membawa tubuhnya mengikutinya.
Sejenak So Eun menikmatinya, senang ketika dia bisa menjauh dari pasangan tak tahu malu itu, Donghae dan Jessica yang mungkin sedang bercengkerama di sana, dia berenang makin jauh, dan jauh… Sampai kemudian dia merasakan rasa sakit itu. Rasa sakit menyengat di kakinya yang mulai terasa kaku.
Kakinya kram lagi!
Dengan panik So Eun berusaha menjejak, menyadari dia sudah berada jauh di tengah sehingga pasir sudah tidak bisa digapai oleh kakinya. So Eun mulai tenggelam dengan sebelah kaki kram dan sakit setengah mati. Tidak bisa berteriak.
Donghae!
Teriaknya panik dalam hati sebelum kegelapan menelannya.
To Be Continue…….
Tinggal 1 part lagi sama epilognya… semoga readers gak bosen dan masih nunggu kelanjutannya 🙂
Huaaaa…ciumannya mau donkkk…hihiii sori part 8 ga komen.si dedek nangis,jadi ditinggal deh.endingnya kayaknya hepi nih…ehm satu part lagi udah ga sabar……
lah si jesica dtg lagi.., hmn, doyan bgt sich ganggu haesso..
tunggu.. sso berenang sendiri, trus kram kakinya… hae cepet selamatin sso ya….
hadeuhhhh jessica gatel banget dech pengen jambak jambak
donghae kayaknya emang dah jatuh cinta ma so eun apalagi dengan perlakuannya yang bikin so eun dag dig dug
so eun gimana itu dia kram lagi ayo dong donghae tolongin dia
bukannya malah ngobrol ma jessica
Akkhh sso tenggelamm..,, btw haeppa kmana…. sso terlalu berfikir negatif sichh ma haeppa,, pdhlkan haeppa sdah mulai da rasa nih ma sso….
HaeSso kissing o,O wkwkwk 😀
Ahh tpi paksaa gk sama sama mau #plak :p aku suka part ini… Apa hae oppa sdh mulai suka sama Sso yah… Ommo sso tnggelam … >_< smoga hae oppa cpt nolongin… Next next
o.O haesso ciuman O.M.G akhrny ad kemajuan ^ ^ tp kok cm ciuman aj sich bang 😦 knapa g lngsung serang ato terkam sso sekalian #yadongModeOn 😛 hehehe~
halah ngapain jg enjes nie ngekor mulu ma hae 😦 n sebel jg liat hae yg g tegas ngusir nie org -.-
tp ad untng ny jg sich enjes ad d st ganggu hae jd sso bs tau perasaan ny k hae klo dy ud falling in love…falling in love *smbil nyanyi lgu 2ne1* ^_^)Y
oh my sso tenggelam 😦 hae yg nolong kan ya? ya?
, aduch so eun cmburu, bgus itu hahaha
waduhh next pisss 😀
haeppa istrimu kram, cpetan tlongin ksiannn… #plakk
aisshh jessica jd pngganggu lg nih …
dag dig dug. .pnasaraann. . .ayo chingu. . .lanjuuutt. .fighting
Waaaa part ini sweet bnget
apa lgi bgian yg donghae blg klo soeun itu istrinya
brrti donghae prustasi bnget ya dri awal krna tdur srnjang dgn soeun kekeke
bner deh trnyta donghae udh cinta dgn soeun
tpi soeunnya masi ngelak dgn prsaan dia sndri
krna ada jesica kyknya soeun mkin cemburu dan muali mrskan skit klo dtnggl donghae ya
waaa soeun kram lgi
apa donghae tepat wktu nylmtin soeun??,
Mkin pnsrn dgn next partnya dtnggu
aaa… suka sama sikap Donghae di part inii, walaupun sikap Sso agak menyebalkan sihh. tp suka kokkk, donghae mengatakan hal2 manis ke soeun :O, apalagi dia bilang sayangg aaaa
OMG, HaeSso ciuman panasss ? dan donghae bilang apa ? bakalan bikin Soeun nggk bisa lupa kalau mereka ….
emng cewe nggk tau malu ya tuh jessica -_-
Kram ?? Donghae mana ??? Donghaeeeee
kyaaa soeun kram lg nohh.. omonaa donghae tau gk yh ?? soeun cemburu ma jesica tuhh ciee sdh .. yh masa tinggl 1 part lg ma epilog..padahal suka bgt ma cerita’a..pengin’a trus yg panjang hehe
OMG…
Itu gimana ?? Gimana ??
Sempetlah pasti ditolong Donghae kan ???
Uuhh.. Soeun klw cemburu bilang..
Hahahahah 😀 😀 😀
dan kata2 Soeun itu pasti menyakitkan utk Donghae 😦 😦
pdhal yakin Donghae udh tulus ke Soeun U.U
nextttnya ASAP ya Thor ;)) !!
Berarti sampe part 10 aja ??
Nexxttt plisss~